Proyek Pengembangan Kapasitas Masyarakat Lokal
Sejak Juni 2006 hingga Desember 2010, proyek percontohan "Peningkatan Kapasitas Masyarakat Lokal" berkontribusi dalam pengembangan mekanisme peringatan dini dan perangkat untuk kesiapsiagaan tsunami dan respon terhadap peringatan dini. Proses ini dilaksanakan dalam kerangka kerja pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Proyek ini dilaksanakan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (German Internationale Cooperation - GIZ) GmbH bersama lembaga mitra Indonesia di tingkat pusat dan daerah.
Proyek "Peningkatan Kapasitas Masyarakat Lokal" adalah bagian dari Peningkatan Kapasitas GITEWS yang bertujuan meningkatkan kapasitas individu dan lembaga dalam InaTEWS demi pelaksanaan dan pemeliharaan yang berkelanjutan serta perluasan sistem. Selain GIZ, lembaga Capacity Building International (InWEnt) dan United Nations University (UNU-EHS) juga telah melaksanakan proyek peningkatan kapasitas GITEWS melalui program pendidikan tinggi dan pelatihan teknis untuk memastikan tersedianya keahlian-keahlian dalam pengoperasian sistem. Federal Institute for Geosciences and Natural Resources (BGR) telah mendukung proyek pengembangan kapasitas melalui pengembangan struktur organisasi dan kerjasama antar institusi di dalam InaTEWS.Strategi dan Pendekatan Proyek
Strategi proyek didasarkan pada kerangka kerja United Nations Strategy for Disaster Reduction (UN-ISDR) untuk peringatan dini dan difokuskan pada Kesiapsiagaan sebagai bagian dari pengurangan risiko bencana.Proyek GIZ menggunakan pendekatan daerah percontohan untuk mengembangkan perangkat dan prosedur untuk kesiapsiagaan, peringatan dini dan respon terhadap peringatan di daerah-daerah pesisir Indonesia yang terancam tsunami. Daerah percontohan terletak di Sumatra, Jawa, dan Bali. Sehubungan dengan proses kesiapsiagaan, mitra proyek di daerah tersebut telah didukung oleh GIZ di dalam pelaksanannya. Cara-cara terbaik bagi pelaksanaan peringaan dini tsunami di tingkat daerah dikembangkan melalui kerjasama yang erat, kemudian pengalaman-pengalaman yang di dapat dikumpulkan dan dibagikan kepada lembaga nasional yang memiliki mandat untuk memandu proses kesiapsiagaan di daerah-daerah rawan tsunami lainnya, dengan tujuan agar sistem peringatan dini yang end-to-end terbangun secara konsisten di seluruh Indonesia. Berbagai hasil pengalaman dan pembelajaran tersebut telah di dokumentasikan dan dikompilasikan kedalam TSUNAMIKit.
Kelompok-kelompok kerja di daerah yang beranggotakan beberapa pemangku kepentingan merupakan mitra pelaksana di daerah-daerah percontohan. Kelompok-kelompok tersebut telah mengembangkan solusi yang tepat untuk peringatan dini tsunami dan kesiapsiagaan untuk pemerintah daerah dan komunitas lokal melalui rangkaian lokakarya, pelatihan, dan gladi. Proyek mendukung kegiatan-kegiatan tersebut melalui saran teknis, subsidi lokal untuk upaya pembangunan kesiapsiagaan, dan pendanaan untuk teknologi penyebaran peringatan dini dan beberapa peralatan lainnya. Pengembangan materi penyadaran dan kegiatan peningkatan kesadaran masyarakat juga didukung oleh GIZ.
Mitra Proyek
Mitra di daerah-daerah percontohan adalah lembaga-lembaga pemerintah (yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah - BPBD, Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat – Kesbanglinmas), sektor swasta (yaitu Bali Tourism Board, Bali Hotel Association), universitas (Universitas Gadjah Mada Jogjakarta - UGM, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jogjakarta - UPN dan Pusat Studi Manajemen Bencana - PSMB; Universitas Andalas Padang - UNAND) dan lembaga masyarakat (Komunitas Siaga Tsunami - KOGAMI, Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan IDEP, SAR, dll) yang terlibat dalam peringatan dini dan kesiapsiagaan tsunami di daerah percontohan Bali, Jawa, dan Padang. Kelompok kerja dibentuk di masing-masing daerah percontohan.Kerjasama GITEWS di tingkat pusat dikoordinasikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi (RISTEK). Menyadari pentingnya hubungan antara pusat dan daerah dalam peringatan dini tsunami, GIZ juga membangun kerjasama erat dengan lembaga-lembaga di tingkat pusat, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) dan Kementerian Dalam Negeri (DEPDAGRI). Jakarta Tsunami Information Centre (JTIC) yang diwadahi oleh UNESCO juga merupakan mitra kerjasama.
Pengembangan peringatan dini tsunami di Samudera Hindia juga merupakan kerjasama internasional, dengan demikian, khusus pada program-program yang terkait dengan hal tersebut, proyek bergabung kedalam UNESCO-Intergovernmental Coordination Group (Working Group III tentang Kesiapsiagaan Masyarakat) dan bekerja sama dengan International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC), International Tsunami Information Centre (ITIC), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), United Nations Development Programme (UNDP), dan U.S. Agency for International Development (USAID).
Daerah-daerah Percontohan
Pada awal proyek, daerah-daerah percontohan yang terpilih adalah Kota Padang di Sumatra Barat, Provinsi Bali, Kabupaten Badung di Bali, dan Kabupaten Bantul (Jogjakarta), Kebumen dan Cilacap (Jawa Tengah) yang berlokasi di sepanjang pesisir selatan Jawa. Pada tahun 2009 Kabupaten Ciamis (Jawa Barat) dan Purworejo (Jawa Tengah) bergabung menjadi daerah percontohan.Tim Proyek
Tim GIZ IS-GITEWS terdiri dari para pakar manajemen risiko bencana baik dari Indonesia maupun dari luar negeri, serta staf administrasi. Tim proyek didukung oleh konsultan jangka pendek. Kantor utama berlokasi di Jakarta, namun para local advisor ditempatkan secara permanen di ketiga daerah percontohan untuk memastikan kerjasama yang baik dengan mitra daerah.Ucapan Terima Kasih
Proyek GITEWS dilaksanakan oleh kelompok besar ilmuwan dan teknisi dari berbagai lembaga penelitian Jerman dipimpin oleh German Research Centre for Geosciences (GFZ). Pendanaan diberikan oleh German Federal Ministry for Education and Research (BMBF), Grant 03TSU01.Tim GIZ mengucapkan terima kasih kepada lembaga mitra nasional di Indonesia yaitu RISTEK, LIPI dan BMKG, BNPB, DEPDAGRI dan semua mitra di daerah percontohan di Bali, Jawa dan Padang yaitu kepada pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, perwakilan sektor swasta, dan seluruh masyarakat di pesisir untuk kerjasama yang baik selama ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Australia (AusAID) atas dukungannya terhadap proyek dengan memberikan bantuan dana tambahan. Tim GIZ juga berterima kasih kepada manajemen GITEWS dan lembaga Jerman lainnya sebagai mitra GITEWS atas dukungan dan kerjasamanya.
"Peningkatan Kapasitas Masyarakat Lokal" tidak akan mungkin terwujud tanpa dukungan tim yang solid. Kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proyek.